Kegiatan Gerakan Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki peran
yang sangat penting jika dilaksanakan di lingkungan sekolah seperti SMPN
3 Sekotong.
Berikut adalah
poin-poin penting mengapa gerakan ini krusial:
1. Penanaman
Kesadaran Sejak Dini (Agen Perubahan)
Pentingnya
kegiatan ini di SMP adalah untuk menanamkan kesadaran lingkungan dan bahaya
Karhutla sejak usia remaja.
- Pembentukan Karakter Peduli
Lingkungan: Siswa
SMP adalah calon pemimpin dan pengambil keputusan di masa depan. Edukasi
dini membuat mereka memahami dampak buruk Karhutla bagi kesehatan (ISPA),
lingkungan, dan ekonomi.
- Menjadi
Agen Informasi: Para siswa yang teredukasi akan menjadi "agen
perubahan" yang menyampaikan pengetahuan pencegahan Karhutla ini
kepada keluarga, teman, dan masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka.
Mengingat sebagian besar Karhutla disebabkan oleh faktor manusia,
perubahan perilaku ini sangat vital.
- Menciptakan
Generasi Siaga: Mereka diajarkan tentang larangan membuka lahan dengan
membakar dan cara-cara alternatif yang ramah lingkungan, sehingga
diharapkan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di masa dewasa.
2. Penguatan Kapasitas dan Pengetahuan Praktis
Program pencegahan Karhutla dari KLHK, seringkali melalui
Manggala Agni, memberikan pengetahuan yang tidak diajarkan di kelas biasa.
- Pencegahan
Teknis: Siswa dapat belajar tentang langkah-langkah pencegahan
praktis, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, bahaya membakar
sampah di dekat hutan/lahan kering, dan cara melaporkan titik api (hotspot)
kepada pihak berwenang.
- Pengenalan
Dampak Global: Siswa dapat mengaitkan Karhutla dengan isu yang lebih
besar seperti perubahan iklim dan pentingnya hutan dalam mencapai
target nasional seperti Indonesia's FOLU Net Sink 2030.
- Keterlibatan
Langsung: Kegiatan ini mendorong keterlibatan aktif, misalnya melalui
simulasi, diskusi kritis, atau kampanye. Hal ini membuat pembelajaran
menjadi lebih efektif dan mudah diingat dibandingkan hanya teori di buku.
3. Mendukung Komunitas Setempat
Lokasi sekolah seperti SMPN 3 Sekotong, yang mungkin berada
di dekat kawasan hutan atau lahan rawan, menjadikan gerakan ini relevan secara
lokal.
- Sinergi
Sekolah dan Masyarakat: Sekolah menjadi pusat edukasi yang penting.
Ketika siswa paham bahaya Karhutla, ini secara langsung mendukung upaya pencegahan
yang berbasis masyarakat di Desa Sekotong.
- Deteksi
Dini: Dengan adanya pemahaman dan kesadaran, komunitas sekolah (guru
dan siswa) dapat turut serta dalam kegiatan pengawasan dan deteksi dini
jika terjadi indikasi pembakaran di sekitar wilayah sekolah atau tempat
tinggal mereka.
- Membantu
Upaya Pemerintah: Inisiatif di tingkat sekolah ini adalah bagian
integral dari upaya pencegahan nasional KLHK, yang berorientasi pada pencegahan
Karhutla secara permanen dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Dengan adanya kegiatan ini, SMPN 3 Sekotong tidak hanya
mendidik siswa secara akademik, tetapi juga mencetak individu yang bertanggung
jawab dan berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan
Indonesia.